Makassar, 4 September 2025 – Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (DPD HNSI) Sulawesi Selatan menegaskan komitmennya mendukung aparat kepolisian dalam memberantas praktik penggunaan bom dan bius untuk menangkap ikan di laut.
Ketua DPD HNSI Sulsel, H.A. Chairil Anwar, didampingi Sekretaris HNSI Sulsel H.A.B. Mappaewa dan Ir. Syahrir Amri, menggelar diskusi bersama Kanit II Kamneg Dit Intelkam Polda Sulsel, Kompol Rizkiana, S.H., M.M, beserta sejumlah anggota di Hotel Damala, Makassar, Kamis (4/9/2025).
Diskusi ini dilatarbelakangi temuan bahan peledak bom dan bius yang beredar di masyarakat dan disalahgunakan untuk menangkap ikan. Menurut HNSI, praktik tersebut sangat merusak ekosistem laut dan mengancam keberlanjutan sumber daya perikanan.

“Penggunaan bom dan bius dalam menangkap ikan adalah tindakan kriminal lingkungan yang harus diberantas. Kami tegaskan, orang yang menggunakan bom dan bius bukanlah nelayan. Nelayan sejati adalah profesi mulia yang menyediakan kebutuhan protein hewani bagi masyarakat,” tegas Chairil Anwar.
Menanggapi hal itu, Kompol Rizkiana menyatakan pihak kepolisian akan melakukan penyelidikan lebih mendalam untuk mengungkap jaringan pelaku, termasuk gembong di balik peredaran bahan peledak tersebut. Ia menegaskan, kepolisian telah berhasil menemukan sejumlah detonator yang diduga akan dipakai untuk pengeboman ikan di wilayah perairan Sulsel.
Dalam diskusi itu, kedua belah pihak menyepakati untuk saling berbagi informasi dan memperkuat upaya pencegahan masuk serta beredarnya bahan peledak dan bius.
Sebagai bentuk keseriusan, DPD HNSI Sulsel juga menyerahkan pernyataan dukungan resmi kepada pihak kepolisian dan aparat penegak hukum lainnya. Dukungan itu menegaskan agar aparat tidak ragu bertindak tegas terhadap para pelaku, sekaligus komitmen HNSI untuk terus mengedukasi nelayan agar menggunakan alat tangkap ramah lingkungan.












